Saya ingin mengenal anda lebih jauh, ini adalah kekuatan pertama yang akan saya masukkan ke dalam pikiran anda (bukan sulap). Jujurlah pada diri anda sendiri. Pernahkah anda berpikir buruk tentang masa depan, tentang pekerjaan yang belum anda dapatkan, tentang jodoh anda, tentang keraguan pada kamampuan diri sendiri, terutama anda ragu bahwa anda adalah calon pemenang bagi peradaban ini. Benarkah anda pernah merasakannya?
Disinilah anda, saya ingin mengajak anda, sampai di batas ini. Untuk menghentikan segala prasangka anda tentang masa depan anda. Kenapa? Karena anda diciptakan bukan main-main dan gurauan, anda diciptakan untuk menjadi muslim yang kuat, muslim yang teguh dan pantang menyerah. Muslim, yang tidak takut rintangan sebesar apapun. Mulai kini, mulailah memperkuat keyakinan anda, karena itulah awal mula perubahan anda.
Dobrak keterbatasan anda dengan kesungguhan, hancurkan kebodohan dengan ketekunan belajar. Apakah anda puas selamanya mengatakan ”Saya belum bisa” bahkan, parahnya ada yang mengatakan ”Saya tidak bisa”. Saya akan ajak anda mengenal diri anda secara utuh, agar anda mengetahui apa sesungguhnya kekuatan yang terpendam dalam diri anda. Karena, orang secerdas Albert Einstein ternyata hanya menggunakan 5% dari seluruh kemampuan otaknya. Bagaimana jika anda menggunakan 10% dari kemampuan otak anda? lalu bagaimana jika 100%?
Segala was-was, baik berupa ketakutan dan kekhawatiran akan kehidupan ini, sesungguhnya adalah godaan setan. Maka, jika anda larut dalam ketakutan-ketakutan tersebut, hingga membuat anda pesimistis, sesungguhnya anda telah masuk dalam perangkap setan. Karena, tawaran dari Allah hanyalah karunia yang luas, seluas bumi dan langit, bahkan lebih luas lagi.
”Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, jika mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah. Maka seketika itu juga, mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-A’raf:201).
Jika sempat was-was, prasangka buruk pada masa depan menghampiri anda maka segera tepis dengan mengingat karunia Allah yang demikian luas. Itu baru benar menutut Allah dan Rasulnya, serta orang-orang mukmin yang lurus jalannya.
Kesalahan itu adalah bila anda tidak percaya kepada kebesaran dan keadilan Allah, dan membuat seseorang pesimis terhadap hidupnya. Ketidak percayaan bahwa Allah mampu mengurusnya, mampu memberikan rezki dan jodoh dengan sebaik-baiknya. Ketakutan yang setan tiupkan, jika disemai dan menjadi sikap takut bergerak dan pesimistis, itulah kemenangan setan. Maka, Allah berfirman dalam hadits qudsi, Anaa ’inda donni abdibi. Aku (Allah) berdasarkan persangkaan hamba-Ku. Jika anda yakin sukses, maka anda akan mendapatkan keberhasilan. Begitupun sebaliknya, jika anda yakin menjadi orang yang kalah, maka kekalahanlah yang akan anda dapatkan di masa depan.
Mulai sekarang, mulailah mempercayai kemampuan anda, yakinlah sepenuhnya pada Allah yang mengatur kehidupan anda begitu sempurna. Jangan lagi ada kekhawatiran dan pesimistis, tugas anda hanyalah berusaha dan berdoa pada-Nya, dan biarlah Allah yang menjawabnya dengan keputusan terbaik-Nya. Inilah kekuatan iman yang syumul (sempurna).
Karena Pesimistis adalah Awal Kehancuran
Tidak ada sesuatu yang tidak dapat dirubah di dunia. Namun, tidak ada yang berubah tanpa ada yang merubahnya.
Saya analogikan dengan hal mudah, ada seorang manusia meminta air kepada Allah. Maka, Allah turunkan hujan untuknya. Namun, orang tersebut membiarkan saja hujan turun, sambil tersenyum karena doanya dikabulkan. Saat hujan reda, semua air telah habis terserap ke bumi. Saat itulah, dia sadar bahwa apa yang telah dimintanya tidak didapatkannya. Seorang yang cerdas, dapat menangkap isyarat dengan baik. Tidak membiarkan kesempatan yang datang di depannya.
Apa artinya ini? Bahwa menjemput ketetapan Allah, adalah dengan kesungguhan dalam menggapainya. Seperti itulah yang diungkapkan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimallah dalam kitab Kun Fayakun. Selengkapnya, saya sarankan anda miliki bukunya, insyaallah akan melengkapi cakrawala anda tentang takdir.
Baiklah, kembali ke pembahasan. Kita tahu bagaimana hidup orang yang pesimistis; mau melakukan terobosan usaha, takut gagal. Mau menikah, takut tak bisa membahagiakan pasangan, takut tak bisa hidup, tak bisa makan. Mau berimajinasi tentang visi hidup, takut jika hanya menjadi angan-angan dan mimpi belaka. Lalu, dia akan tersungkur berdiam diri, gelisah, duduk di pinggir kamarnya, merenungi nasibnya, hingga tanpa sadar usia sudah menua.
Lalu, apa yang akan diperbuatnya? Setelah mati, hanya meninggalkan tiga perkara; namanya yang tertinggal sebagai kenangan, tanggal lahirnya, tanggal meninggalnya. Tiga hal tersebut, semua orang bisa melakukannya. Bukan ketiganya tertera di patok tanda kuburannya? Jika saja manusia hanya pergi dari dunia meninggalkan tiga hal tersebut, maka buat apa Allah menciptakannya?
Pesimistis anda, adalah awal kehancuran anda. Jika anda membiarkan pesimis menguasai anda, maka anda hanya seperti jiwa yang hidup tanpa nilai kemanfaatan, tanpa nilai kearifan. Padahal, benefit value seorang muslim, diciptakan sebagai kemanfaatan untuk sesamanya. Jika anda dikuasai pesimistis, takut menyerah dan putus harapan sesungguhnya anda telah memutus fitrah yang diberikan Allah, bahkan anda tidak berguna terhadap diri anda sendiri. Ironis bukan, inilah kehancuran yang sesungguhnya.
Source, "Menentukan Takdir Terbaikmu, Muhammad Badarudin"
Not Comments Yet "Mari Smash Pesimis"
Post a Comment