Anda tentu hafal dan sering membaca hadits Nabi saw yang menyebutkan, barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia adalah orang yang merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia adalah orang yang celaka.
Statement yang memutarbalikkan fakta tentang pesimistis. Takut menyerah, takut akan masa depan dan kegagalan yang membayang, sesungguhnya adalah bisikan setan dan membuat seseorang tidak melakukan development (pengembangan) pada dirinya. Pengembangannya akan berhenti, stagnasi perubahan kebaikan dalam dirinya mati rasa. Saat-saat ini, jika dibiarkan terjadi hingga ajal datang, maka dunia akan diisi oleh orang-orang malas. Orang-orang yang tidak memiliki semangat.
Bagaimana mungkin ini terjadi pada pengikut nabi Muhammad saw?
Rasulullah saw mengajarkan tentang semangat dan kesungguhan. Bahwa, detik ini harus lebih baik dari detik yang lalu. Apakah kita mengerti maksudnya? Lihatlah seluruh pola struktur kehidupan Rasulullah saw dari lahirnya hingga puncak wafatnya, semuanya adalah proses terstruktur meningkat, tak ada bagian hidupnya yang mundur dan futur (melemah). Inilah kekuatan visi yang demikian kuat mengakar dalam jiwa, visi yang didipertemukan dengan momentum kesungguhan dan kerja keras, dan niat terbaik.
Fitrah manusia, adalah development of value. Perkembangan, maka jika otak tak difasilitasi untuk berkembang, dia akan tumpul. Kita juga paham, kapak yang tak pernah diasah, tak bisa kuat lagi dalam menebang pohon. Seperti fisik, jika tak dilatih olahraga rutin, maka dia akan keriput dan kehilangan pelan-pelan kinerjanya.
Seperti juga seekor burung yang fitrahnya adalah terbang bebas di angkasa, jika dia tertangkap manusia dan dimasukkan dalam sangkar, dia akan kehilangan development of value-nya, walau sangkar tersebut dibuat dari emas sekalipun. Itulah fitrah yang harus dijaga, dijaga dengan struktur yang baik berupa; ketepatan planing, ketepatan akurasi, dan ketepatan sistematika pencapaian tujuan. Intinya, anda hanya membutuhkan kesungguhan, dengan ikhtiar terbaik anda.
Juga bagi ikan. Fitrahnya adalah berenang demikian indah di air, semakin dalam air tersebut, semakin dia menikmati kehidupannya. Jika anda melihat ikan berada di dalam air, lihatlah bagaimana dia dapat menemukan makanannya dengan keahlian yang dimilikinya, motive skill (gerakan kemampan). Dan setiap jiwa, memiliki motive skill-nya masing-masing. Sebaliknya, anda masukkan ikan tersebut dalam aquarium, hilanglah kebahagiaan sejatinya.
Temukan fitrah anda. Fitrah anda adalah pemenang, inilah pokok terbesar yang harus ada di otak dan hati anda. Tidak hanya berada di dalamnya, melainkan telah mengalir dan mengisi seluruh syaraf anda, mengisi seluruh celah sel dalam tubuh anda, bahkan telah menguasai konstruksi pola kehidupan anda. Jika hal ini telah menjadi satuan global dalam diri anda, bersiap-siaplah menjadi manusia terbaik. Manusia yang berjalan berdasarkan fitrahnya, bergerak dari satu detik ke depan selalu menjadi lebih baik.
Yang harus anda pahami adalah, Anda akan menemukan setiap halangan dalam setiap gerak perubahan kebaikan anda. Namun jika anda telah memiliki keyakinan yang mantap, anda akan menghadapi semuanya dengan senyuman terbaik, dengan alternatif terbaik, dan antisipasi resiko terbaik.
Di langkah awal, tidak terlalu penting apa itu melakukan secara terstruktur walau hal tersebut sangat penting. Saya ingin memberitahu kepada anda tentang memulai kematangan kesungguhan. Dan, yang sangat penting dalam memulai langkah awal anda adalah start a brave, memulai dengan keberanian. Jika anda memiliki keberanian, piranti-piranti yang lain akan menyusul dan menjelma menjadi produktivitas.
Kita melihat, Banyak orang-orang gagal yang cerdas. Bukan karena tak bisa mengelola kinerjanya, melainkan karena takut memulai. Dan anda telah mengetahui satu rumus perubahan diri anda. Maka, lakukanlah yang menjadi keinginan anda, lakukan hal yang membuat anda tertarik. Namun, hal tersebut haruslah sesuatu yang syar’i, dalam koridor Islam. Anda juga tidak perlu banyak bertanya dalil, untuk hal teknis yang tidak berseberangan dengan syariah, maka insyaallah itu adalah potensi anda.
Rumus sederhana = memulai (kesukaan + dalam koridor syar’i + keyakinan).
Source, Menentukan Takdir Terbaikmu, Muhammad Badarudin
Not Comments Yet "FItrah Untuk Mengembangkan Diri"
Post a Comment