Hari ini, berita masih saja ramai membicarakan tentang perihal ketegasan pemerintah dalam menghukum para pelaku kejahatan dengan ancaman hukuman mati untuk kejahatan tertentu yang dinilai berat.
Media, sebagai bahan bacaan dan referensi masyarakat pun, banjir memberitakan tentang keadaan para terpidana mati tentang kegiatan dan aktivitas mereka menunggu vonis mati mereka dilakukan. Meliput bagaimana perasaan dan juga sikap para terpidana mati menunggu eksekusi mati mereka.
Eksekusi mati memang sudah ada semenjak dunia ini tercipta, namun seiring waktu, hukuman mati selalu berubah-ubah dalam prakteknya. Perbedaannya, pemerintah yang menjalankan hukuman mati pasti memiliki cara tersendiri dalam mengeksekusi hukuman mati tersebut, misalnya dengan hukuman gantung atau hukuman tembak dan lain sebagainya.
Sekarang, kita alihkan pembicaraan kita dari bagaimana hukuman mati di Indonesia terjadi, itu menjadi urusan hukum di Indonesia. Kita bicara rahasia kematian itu sendiri, saya ingin kita merenung sejenak di kursi duduk, atau di tempat tidur kita. Seandainya, kita divonis mati seperti para terpidana mati dan tanggal kematian sudah ditentukan. Apa yang akan kita lakukan dan sikap kita?
Benar, apa yang akan terjadi pada kita? Jika kita tahu bahwa jadwal hidup kita, sisa usia sudah kita ketahui. Tentu, kita tidak akan berani melakukan kejahatan lagi, kita akan benar-benar menggunakan waktu kita sebaik-baiknya. Nah, kita sering menyepelekan hal ini, kita bersantai seolah akan hidup dan foya-foya terus, padahal bisa jadi hari kematian kita sesungguhnya lebih cepat daripada terpidana mati yang sedang resah menunggu hari kematiannya.
Kita tengah menunggu hari kematian kita. Sesungguhnya memang demikian, rahasia kematian kita sesungguhnya lebih tepat kita persiapkan. Hukuman mati para terpidana mati memang dibuat manusia, tapi terpidana seolah sudah tak punya kesempatan lagi untuk tersenyum gembira. Padahal, dan padahal kita juga sudah divonis oleh Pemilik Kehidupan, kapan saja kita harus siap cuma waktunya saja yang tidak diberitahukan kepada kita. Jadi, waktunya tiba-tiba, entah kita siap atau tidak, entah kita sedang melakukan apa, entah kita sedang bertakwa atau kafir, entah dan entah.
Dan, satu lagi, rahasia kematian saat eksekusi mati kita adalah bagaimana kebiasaan kita. Setiap kebiasaan menghadirkan akhlak, dan itulah yang menentukan kehidupan kita setelah mati, lebih dahsyat, lebih mengerikan. Tidak hanya sekedar susah dan sulitnya kehidupan di dunia, ini malapetaka besar yang tidak akan pernah bisa dibayangkan kengerian dan kenikmatan yang dipersiapkan Allah untuk setiap manusia di dunia.
Saya ingin menyampaikan bahwa, eksekusi mati kita adalah rahasia Allah. Kalau kita tahu jatah hidup kita, tentu di akhir-akhir kehidupan kita akan bertaubat dan berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, seperti para terpidana mati yang kini menjadi pribadi yang banyak merenung dan bertaubat serta beribadah sebanyak-banyaknya. Lalu, kita tengah santai saja? padahal malaikat maut tengah mengintip kita, bersiap segera kala waktu kematian sudah tiba. Wusshhh! dalam hitungan detik maka selesailah hidup kita. Masih mau santai?
Sekali lagi, Masih mau santai dan berbuat seenaknya???
Not Comments Yet "Eksekusi Mati, Rahasia Kematian"
Post a Comment