Monday, 29 September 2014

Makbulnya Doa Ibu Juraij


Makbulnya Doa Ibu Juraij
     Kisah Juraij sangat terkenal dalam banyak kisah buku teladan dan kisah seorang Ibu yang doanya terkabul. Zaman dahulu, pada kaum Bani Israil hiduplah seorang ahli ibadah yang dikenal dengan nama Juraij. Juraij selalu beribadah seumur hidupnya di dalam rumah ibadah dari tanah yang dia dirikan.
Suatu hari, saat Juraij sedang shalat, ibunya datang dan memanggilnya. Juraij ragu hendak memenuhi panggilan ibunya. Dalam hatinya dia berkata, “Saya menjawab panggilan ibu, atau saya tetap shalat?”
Di hari yang lain, Ibu Juraij datang lagi dan memanggil Juraij yang tengah shalat. Tapi, lagi-lagi Juraij tak menyahut. Sang ibu kemudian berdoa, “Ya Allah, janganlah Engkau mematikan dia sampai engkau memperlihatkan kepadanya wajah para wanita pelacur.”
Suatu ketika, Juraij sedang berada di tempat ibadahnya. Ada seorang wanita yang menggodanya untuk berbuat dosa (zina, red). Namun, Juraij paham bahwa itu godaan setan, sehingga dia menolaknya dengan tegas.

Sunday, 28 September 2014

Apakah ada waktu-waktu yang dilarang untuk shalat?


Apakah ada waktu-waktu yang dilarang untuk shalat?
       Shalat adalah ibadah yang ada ketentuan waktu untuk tiap-tiap shalat. Lalu, apakah ada waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan shalat?

Ada beberapa larangan waktu untuk melakukan shalat. Waktu-waktu yang dilarang tersebut adalah shalat setelah shalat subuh hingga matahari terbit; begitu juga shalat yang dikerjakan saat matahari terbit hingga naik sepenggalah; saat matahari berada di garis istiwa’ (tengah hari) hingga ia agak condong ke arah barat; dan setelah shalat ashar hingga matahari terbenam.
Abu Sa’id meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada shalat setelah shalat ashar hingga matahari terbenam, dan tidak ada shalat setelah shalat subuh hingga matahari terbit.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bagaimana hukum shalat seorang anak kecil?


Bagaimana hukum shalat seorang anak kecil?

Semoga Allah memulyakan kita dan keturunan kita, amin. Sebagai seorang ayah atau ibu, kita wajib membimbing anak-anak kita untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena kita diperintahkan untuk menjaga diri kita dari api neraka, setelah diri kita maka keluarga yang harus kita utamakan agar menjadi keluarga yang taat dan takwa kepada Allah swt.
Orang tua seharusnya memerintah anak-anaknya untuk melaksanakan shalat jika mereka telah mencapai usia tujuh tahun. Dan, orang tua juga dianjurkan untuk  memukul anaknya jika mereka meninggalkan shalat ketika mereka telah mencapai usia sepuluh tahun. Namun, cara memukul di atas tidak boleh menyebabkan sakit, seperti pernah dilakukan nabi Ayub kepada isterinya yang memukulnya dengan satu batang lidi sehingga tidak menimbulkan rasa sakit. Karena, inti pukulan itu bukanlah kekerasan, melainkan rasa sayang agar anak kita menjadi hamba Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Hukumnya Tak Shalat karena Tidur atau Lupa

Hukumnya Tak Shalat karena Tidur atau Lupa 
     Kita telah membahas tentang orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja. Lalu, bagaimanakah jika shalatnya tertinggal karena tertidur atau lupa?
        
        Barang siapa yang tertidur atau terlupa untuk melaksanakan shalat fardhunya, maka ia harus melaksanakannya ketika ia ingat akan shalatnya yang terlupa tersebut. Qatadah bercerita bahwa para sahabat pernah mengadu kepada Rasulullah saw. tentang persoalan ini, yaitu persoalan tertidur saat waktu shalat telah dilaksanakan. Rasulullah saw. bersabda,

“Di dalam tidur tidak terdapat kelalaian. Kelalaian hanya ada pada saat terjaga. Jika salah seorang di antara kalian lupa untuk shalat, atau tertidur, maka laksanakanlah shalat ketika ia mengingatnya.” (HR. Nasa’i, Tirmidzi, dan Ahmad).

Pendapat para Ulama tentang orang-orang yang meninggalkan shalat wajib


Pendapat para Ulama tentang orang-orang yang meninggalkan shalat wajib
       Secara harfiah tentang kekufuran orang-orang yang meninggalkan shalat dan halalnya darah mereka. Namun, beberapa ulama memiliki perbedaan pandangan, seperti pendapat Abu Hanifah, Malik, dan Syafi’i yang berpendapat bahwa orang tersebut tidak kafir, tetapi fasik dan disarankan untuk bertobat segera. Jika tidak mau bertobat, maka ia bisa dibunuh sebagai ganjaran hukum (had).

Abu Hanifah mengatakan, “(Orang yang meninggalkan shalat) tidak dibunuh, tetapi diungsikan dan ditahan, hingga ia mau melaksanakan shalat.” Mereka menafsirkan hadits-hadits yang menjelaskan kekufuran orang yang meninggalkan shalat sebagai, “orang yang menentang”, atau “orang yang harus dijauhi”.

Orang Islam, Tapi Tidak Shalat?


Orang Islam, Tapi Tidak Shalat?
     Pertanyaan ini sesungguhnya harus menjadi koreksi kita di zaman ini. Sesungguhnya kita sebagai hamba Allah, patut merasakan dan memperbaiki kondisi umat Islam yang kini telah jauh dari Allah swt. Bagaimana tidak? Masjid terlihat sepi, para pekerja banyak yang meninggalkan shalat karena menganggap dirinya sudah tidak sempat shalat lagi. Naudzubillah min dzalik.

Seseorang yang meninggalkan shalat karena mengingkari perintah shalat serta tidak mengakui kewajibannya maka orang tersebut adalah kafir dan dianggap murtad dari Islam. Inilah pendapat yang disepakati kaum muslim yang mengetahui. Lalu, orang yang meninggalkan shalat karena malas atau sibuk dengan sesuatu yang tidak perlu (menurut syariat), tetapi masih mengimani bahwa shalat sebagai kewajiban, maka terdapat banyak hadits yang mengatakan bahwa orang tersebut telah kafir dan harus dibunuh. Adapun hadits yang menjelaskan kekufuran orang itu, adalah sebagai berikut.

Terkabulnya Doa Pembuat Roti


     Suatu ketika, Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah melakukan perjalanan. Imam Ahmad adalah orang yang tersohor karena ilmu dan keshalihannya, dia terkenal di seluruh penjuru negeri.

Ketika malam tiba, Imam Ahmad ingin bermalam di masjid. Dia meminta izin kepada penjaga masjid untuk menginap, namun entah mengapa sang penjaga masjid tidak mengizinkan Imam Ahmad untuk menginap. Penjaga masjid juga tidak mengetahui bahwa itu adalah Imam Ahmad, sedangkan Imam Ahmad pun tidak mau memberitahu identitasnya. Maka, jadilah Imam Ahmad terusir dari masjid tersebut.
Saat keluar dari masjid tersebut, dia dilihat oleh seorang penjual roti. Penjual roti melihat Imam Ahmad diusir dari masjid merasa iba dan menawarinya untuk menginap di rumahnya dan Imam Ahmad pun setuju. Imam Ahmad pun menyembunyikan identitas dirinya kepada penjual roti tersebut.

Doa Imam Sa’id bin Jubair Untuk Ayam Jantan


Doa Imam Sa’id bin Jubair Untuk Ayam Jantan
     Dalam kitab Mujabud Da’wah karya Imam Ibnu Abid Dun-ya diceritakan sepenggal kisah tentang Imam Sa’id bin Jubair rahimallah beserta ayam milik keluarganya.
Imam Sa’id adalah seorang ulama yang shalih, keluarganya juga menjadi penuntun langkahnya menuju Allah Ta’ala, hingga Allah memudahkannya menjadi seorang ulama salaf yang terjadi dari kemaksiatan.
Imam Sa’id memiliki kisah sewaktu masih mudanya dahulu. Imam Sa’id dulu pernah memiliki seekor ayam jantan yang selalu berkokok pada waktu-waktu tertentu sehingga Imam Sa’id biasa bangun untuk shalat malam karena terbangun ketika ayam jantannya itu berkokok. Imam Sa’id sangat bahagia dengan suara kokok ayam tersebut, karena dirinya selalu merasa diingatkan Allah Ta’ala untuk bangun dan beribadah kepada Allah saat heningnya malam.

Friday, 26 September 2014

Doa Hidayah dari Ibnul Mubarak


hidayah
Ibnul Mubarak adalah seorang ulama salaf yang gemar menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu kepada murid-muridnya. Beliau juga gemar melakukan kebaikan-kebaikan kepada siapapun tanpa melihat status ataupun kondisi seseorang.

Suatu hari Ibnul Mubarak tengah mengajarkan ilmu agama dan kehidupan kepada murid-muridnya. Di dalam majelis itu, para murid-murid demikian khusyuk mendengarkan kajian yang disampaikan oleh guru mereka yaitu Imam Ibnul Mubarak.
Saat kajian tengah berlangsung, tiba-tiba seorang pemuda yang sangat tampan dan berpenampilan menarik, dia bernama Al-Hasan bin Isa sedang berada di atas tunggangannya sedang melintas di depan beliau yang tengah mengajarkan ilmu. Imam Ibnul Mubarak memperhatikan pemuda itu seolah ada yang menarik dari penglihatannya, lalu beliau bertanya kepada murid-muridnya, “Siapakah pemuda yang lewat itu?” sebagian muridnya yang mengenal pemuda itu menjawab, “Pemuda itu adalah seorang yang beragama nasrani.”

Monday, 1 September 2014

Doa Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Untuk Penghina Sahabat Nabi saw.

Doa  Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Untuk Penghina Sahabat Nabi saw.

 Suatu hari, di pasar Madinah ada seorang yang selalu menghina sahabat-sahabat Nabi saw., lelaki itu mengejek dan menghina Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, serta Zubair bin Awwam.
Hinaannya demikian kasar tentang sahabat-sahabat Nabi tersebut, hingga membuat beberapa orang mendengarkannya dan bertanya apakah benar demikian fitnah yang dihembuskan lelaki tersebut.
Suatu hari Sa’ad bin Abi Waqqash ra., melihatnya tengah menghina Ali, Thalhah dan Zubair. Maka Sa’ad bin Abi Waqqash tidak terima dan mendekati lelaki tersebut.
“Wahai hamba Allah, berhentilah menghina sahabat-sahabat Nabi saw., yang mulia tersebut. Sungguh, perkataanmu itu penuh kebohongan.”