KHUTBAH PERTAMA
(Untuk Muqodimah, mohon menyiapkan sendiri)
Jamaah Jumat yang
berbahagia,
Marilah kita selalu
bersyukur kepada Allah swt, bersyukur dalam keadaan susah maupun senang,
bersyukur ketika lapang dan sempit, bersyukur ketika sehat dan sakit, karena
itulah cirri orang-orang yang bertakwa. Maka dari itu, marilah kita jadikan
perjalanan hidup kita ini sebagai perjalanan menuju ridha Allah swt.
Dalam perjalanan hidup
ini, jika kita mengamati dengan seksama. Maka kehidupan ini sudah jauh dari
nilai agama, banyak orang berebut mencari dunia dan perhiasannya. Hal itu
memang diperbolehkan, namun banyak yang lalai akan hal ibadah dan penyembahan
serta rasa syukurnya yang sedikit kepada Allah swt.
Banyak orang kini
berlomba-lomba mengejar jabatan dengan cara apapun agar dihormati orang lain,
ada juga yang menumpuk harta yang demikian banyaknya namun tak peduli pada
kebutuhan orang lain bahkan mendzalimi dan merebut hak orang lain.
Rasa-rasanya, hidup di zaman ini jika tidak ikutan buruk maka tak akan kebagian
hormat dan harta. Padahal, inilah yang dikhawatirkan Rasulullah saw akan
ummatnya, dimana ummatnya yang jumlahnya seperti buih di lautan dan banyak
jumlahnya namun terombang-ambing penuh kebimbangan, tak lagi mementingkan agama
karena disibukkan oleh dunia.
Penyakit Wahn amat
ditakuti Rasulullah menghinggapi ummat islam, yaitu cinta dunia dan takut mati.
Cinta dunia dimana dia siap berkorban apa saja, demi meraih kemegahan dunia dan
takut mati artinya dia takut akan hari kematian sehingga sebisa mungkin tak mau
memikirkan soal mati dan akhirat karena itu menghambatnya dalam mencari
kekayaan. Naudzubillah.
Sidang jumat yang dimulyakan
Allah,
Penting kiranya, kita
mengetahui bahwa sepanjang hidup kita di dunia ini dari dilahirkan hingga
berpulang nanti di hadapan Allah, ada dua hal yang sesungguhnya menjadi inti.
Jika seseorang paham dua hal inti ini, dia sudah mendapatkan kebijaksanaan
tertinggi. Dua hal inti ini tak bisa ditandingi oleh apapun di dunia ini,
bahkan dua hal ini merupakan intisari kenapa kita ada di dunia ini.
Apa dua hal intisari
kehidupan manusia itu? Rasulullah saw bersabda
“Ada dua perkara yang
tidak bisa diungguli keutamaannya oleh yang lain, yaitu; Iman kepada Allah dan
memberi manfaat kepada sesame muslim.” (Al hadits fi kitabil nashaihul ‘ibad)
Dua hal ini, adalah
seutama-utama harta terindah di dunia ketika seseorang memahami hakikat
kehidupannya. Iman yang benar kepada Allah swt, membuat seseorang merasa senang
beribadah, merasa bahagia kala melaksanakan ketaatan karena cintanya kepada
Allah swt. Beda dengan iman orang munafik dimana mereka mengharapkan pujian
manusia dan mengharapkan imbalan di dunia.
Allah swt berfirman;
Artinya; Dan diantara
manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang
berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat
siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. AL Baqarah:165)
Sidang jumat yang dimulyakan
Allah, setelah kita benar-benar beriman, maka hal kedua yang menjadi inti
adalah menjadi bermanfaat bagi sesama muslim lainnya. Kita memang diciptakan
untuk menjadi rahmat bagi alam, berbuat baik pada seluruh ciptaan Allah swt.
Namun, yang paling utama adalah bermanfaat bagi sesama muslim, yaitu yang
sama-sama mengagungkan Allah swt. Apa artinya bermanfaat bagi sesama muslim?
Artinya adalah, membantu sesama muslim yang kesusahan, tidak membebaninya
bahkan mendzaliminya.
Meringankan beban sesama
muslim, memberinya jalan keluar ketika dia kesusahan, membuatnya bahagia,
melepaskan kesusahan orang muslim, mendamaikan sesama muslim yang sedang
berselisih, memberinya jalan mencari rizki, itulah inti kedua setelah iman.
Sesama muslim adalah
bersaudara, saling membantu dalam kebaikan dan kebenaran dan bukan malah senang
ketika mereka mendapatkan kesusahan. Jika ada satu muslim tersakiti, maka kita
pun ikut merasakan sakitnya. Itulah inti buah dari keimanan.
Semoga, Allah curahkan
pemahaman kita tentang agama ini dengan baik sehingga kita menjadi pribadi yang
merupakan cerminan dari Quran dan Hadits, amin ya Rabbal’alamiin..
Astaghfirullah hal’adhim, innallaha ghafururrahiim.
Khutbah kedua,
Sidang jumat yang
berbahagia,
Hidup di dunia ini
hanyalah sementara, kita tak akan lama dan akan segera menghadapi pengadilan
Allah yang amat mengerikan. Dengan bekal iman dan berbuat baik kepada sesama
muslim lainnya. Jika kita belum bisa maksimal membantu sesama muslim, maka
janganlah kita menyakiti maupun membuatnya bersedih hati.
Rasulullah saw bersabda;
Artinya; "Barang
siapa berada pada pagi hari tanpa bermaksud menzalimi seorang pun, maka
dosa-dosanya diampuni. Barang siapa berada pada pagi hari dan berniat menolong
orang yang teraniaya serta memenuhi keperluan orang Islam, maka ia mendapatkan
pahala seperti pahala haji mabrur."
Itulah kemulyaan Islam,
dimana jika kita dipagi hari, tak punya niat menyakiti siapapun, hendak berbuat
buruk pada orang lain serta berniat menolong orang lain yang kesulitan dan
memenuhi keperluan orang Islam yang membutuhkan, maka dia mendapatkan pahala
sempurna seperti haji mabrur. Niat menolong sesama muslim saja sudah diberi
pahala seperti haji sempurna, apalagi hingga akhirnya membantu sesama muslim
yang kesulitan, tentu Allah akan sangat cinta dan ridha pada hamba tersebut.
SEmoga Allah limpahkan
keberkahan dan ridhaNya kepada kita semua, Amin.
Not Comments Yet "Beriman, Bermanfaat bagi Orang Lain dan Berbuat Baik"
Post a Comment