Monday, 18 November 2019

Perhatian! Inilah Aurat Laki-Laki dan Perempuan saat Shalat, Jangan Salah Ya

Perhatian! Inilah Aurat Laki-Laki dan Perempuan saat Shalat, Jangan Salah Ya
Aurat yang wajib ditutupi oleh seorang laki-laki berbeda dengan batasan aurat bagi perempuan. Bagi laki-laki saat melaksanakan shalat adalah kemaluan depan dan belakang. Tentang paha, pusar dan lutut masih terjadi perbedaan pendapat, ada yang mengatakan dengan perpedoman pada hadits-hadits shahih bahwa paha, pusar dan lutut bukanlah aurat.

Namun demikian, ada dua hadits yang menyebutkan bahwa paha termasuk aurat bagi laki-laki. Hadits-hadits yang menyebutkan paha bukan aurat, terlihat ketika Nabi saw. berada di rumah, saat peperangan Khaibar, dan suatu saat saat menepuk paha Abu Dzar ketika memberikan nasehat. Sedangkan shalat merupakan ibadah berjamaah, kurang sopan ketika kita memperlihatkan paha, pusar, dan lutut, karena Rasulullah saw., pernah menutupi pahanya saat Utsman ra., datang karena malu kepadanya, dan kita tentu lebih malu kepada Allah ‘azza wa Jalla.

Bukhari berkomentar, “Sanad hadits yang diriwayatkan oleh Anas adalah lebih shahih (saat perang Khaibar, Rasulullah saw mengangkat kainnya hingga pahanya terlihat), sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh Jarhad (Rasulullah saw. bersabda untuk menutupi kedua pahanya karena paha adalah aurat) mengesankan sikap yang lebih hati-hati.”
Hal ini harus menjadi teladan bagi kita, dan sikap kehati-hatian kita, sebaiknya kita lakukan. Wilayah yang masih diperdebatkan, hendaknya kita mengambil kehati-hatian, sehingga sebaiknya kita menutupi paha, perut, dan pusar kita saat shalat. Karena hal itu lebih dekat kepada ketenangan dan kemaslahatan.

Adab kesopanan juga mengajarkan kita untuk memakai pakaian yang sempurna saat melaksanakan shalat, sebagai wujud kesungguhan kita dalam berhadapan dengan Allah swt., kecuali memang keadaan terpaksa dan hanya kain itulah yang dimilikinya. Berhadapan dengan orang penting saja, kita harus rapi dan lengkap berpakaian, kenapa berhadapan dengan yang Mahapenting, kita tidak melakukan yang lebih baik. Allah Mahaindah dan mencintai Keindahan, subhanallah, kita belajar untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya ketika hendak menghadap Allah swt.

Bagi wanita, batas auratnya adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya. Allah swt. berfirman, “...Dan janganlah menampakkan perhiasan (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat...” (QS. An-Nuur [24]: 31). Hal ini juga sesuai dengan hadits shahih bahwa Allah tidak menerima shalat wanita yang  sudah baliq yang tidak mengenakan kerudung.
Ummu Salamah berkata, ‘Aku pernah bertanya kepada Nabi saw., ‘Bolehkah seorang wanita mengerjakan shalat dengan mengenakan baju panjang kerudung tanpa mengenakan kain?’ Beliau menjawab, “Ya. Apabila baju panjang itu menutupi bagian atas kedua telapak kakinya.” (HR. Abu Dawud).

Abu Hurairah ra. meriwayatkan Bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya bolehkah memakai satu pakaian ketika shalat. Lalu, beliau menjawab dengan pertanyaan, “Apakah setiap orang dari kalian memiliki dua pakaian?” (HR. Muslim). Seorang muslim disunnahkan mengenakan dua pakaian, bahkan lebih dari dua lebih disukai. Juga disunnahkan berhias selama hal itu memungkinkan. Sebagaimana hadits Nabi saw.;

“Apabila salah seorang dari kalian hendak mengerjakan shalat, hendaknya ia mengenakan dua pakaiannya karena ia lebih layak berhias untuk menghadap Allah. Jika ia tidak memiliki dua pakaian, hendaknya satu pakaian yang ia miliki itu digunakan sebagai kain (penutup bagian bawah tubuh, dari pusat sampai bawah lutut). Janganlah salah seorang dari kalian berselimut dengan kain dalam shalatnya seperti kaum Yahudi berselimut dengan kainnya.” (HR. Abu Dawud).

No comments:

Post a Comment