Muhammad
bin Al-Farkhi rahimallah bercerita tentang Dzun Nun (Al-Mishri) rahimallah,
sahabatnya dan seorang ulama salaf yang sangat ahli zuhud. Suatu hari, Muhammad
bin Al-Farkhi dan Dzun Nun tengah mengadakan perjalanan dengan mengendarai
sebuah perahu.
Saat
itu, ada sebuah perahu yang lain yang juga tengah menyeberang bersama Muhammad
bin Farkhi dan Dzun Nun. Perahu tersebut berlayar di sebelah perahu mereka,
perahu satunya tersebut memiliki penumpang yang penuh di dalamnya terlihat dari
perahu Dzun Nun.
Seseorang
dalam perahu memberitahu Al-Farkhi dan Dzun Nun bahwa perahu yang sedang berada
di dekat mereka itu memiliki tujuan hendak menghadap Sultan untuk menjadi saksi
dan melaporkan bahwa Dzun Nun telah menjadi kafir.
Mendengar
pernyataan lelaki tersebut, Dzun segera mengangkat kedua tangannya dan berdoa,
“Ya Allah, jika memang mereka sengaja hendak berlaku dusta, maka
tenggelamkanlah mereka semuanya.”
Selang
beberapa detik kemudian, tiba-tiba kapal yang berada di dekat mereka bergetar
dan terombang-ambing terkena ombak padahal kapal yang dinaiki oleh Dzun Nun
tetap tenang berlayar. Kapal itu sedikit-demi sedikit tenggelam oleh air,
terbalik hingga menghilang dari pandangan mata dan tenggelam ditelan air laut.
Muhammad
Al-Farkhi bertanya, “Lalu, bagaimana dengan si pengemudi. Mengapa dia harus
ikut tenggelam bersama mereka?”
Dzun
Nun menjawab, “Ya, kenapa mereka tetap bersedia mengangkut mereka padahal tahu
niat buruk mereka? Mungkin akan lebih baik jika mereka dapat berdiri menghadap
Allah dengan cara tenggelam, daripada harus berdiri (di hadapan raja) sebagai
saksi-saksi palsu!”
Namun, wajah Dzun Nun
tiba-tiba berubah karena penyesalan terhadap doa buruknya, lalu berkata, “Demi
keagungan-Mu ya Allah, sungguh aku tidak akan berdoa buruk lagi terhadap
siapapun setelah ini!”
Cool Other Article's:
Not Comments Yet "Doa Terakhir Dzun Nun untuk Keburukan Orang Lain"
Post a Comment