Wednesday, 12 February 2014

Kebaikan 1 Dirham

mutiara
Suatu kali Fudhail bin ‘Iyadh rahimallah bercerita tentang sebuah kisah yang menggugah iman. Beliau bercerita;
Seorang lelaki keluar dari rumahnya, dia membawa benang tenun untuk dijual. Keluarga lelaki itu tidak lagi memiliki makanan di rumahnya. Dia menjual benang itu dengan 1 dirham dan berencana membeli tepung. Dalam perjalanan pulang ada dua orang lelaki yang sedang berkelahi. Ketika ditanya mereka bertengkar memperebutkan uang 1 dirham. Maka, lelaki itu memberikan 1 dirhamnya untuk mendamaikan kedua orang tersebut.
Lelaki itu sadar akan kebaikannya, dan berdoa kepada Allah dan mengikhlaskan 1 dirhamnya. Ya Allah, Kau tidak mungkin membiarkan hambaMu ini kekurangan.
Lelaki itu kemudian pulang dan menceritakan kisahnya, isterinya begitu paham sifat suaminya kemudian dibawakannya beberapa perkakas rumah untuk bisa dijual. Lelaki itu berangkat, namun barangnya tak laku. Di perjalanan dia berpapasan dengan pedagang ikan yang hampir busuk. Karena sama-sama tak laku, lelaki itu meminta untuk saling menukar barang dagangan mereka. Lelaki itupun pulang ke rumah dan berkata, “Isteriku, segera masaklah ikan ini, kita hampir tak berdaya karena lapar!” sang isteri mengolah ikan itu dan menemukan benda bulat dari perut ikan tersebut.

Benda itu diperlihatkan kepada suaminya, benda sebesar telur burung dara. Lelaki itu berkata, “Jangan-jangan ini mutiara!”
Lelaki itu bergegas menemui temannya yang ahli melihat mutiara. Sang teman menelitinya dan menawar dengan harga 40.000 dirham. Namun sang teman menyuruhnya mendatangi seseorang yang mungkin mau membelinya lebih mahal. Lelaki itu bergegas ke tempat yang ditunjukkan, disana pedagang mutiara itu menawarnya dengan 80.000 dirham, namun dia juga menyuruhnya mendatangi seseorang yang mungkin akan membelinya lebih tinggi.
Lelaki itupun mendatangi seorang pedagang yang ditunjukkan, dan disana mutiara itu ditawar dengan 120.000 dirham dan pedagang itu berkata, “Saya kira tidak ada orang lain yang berani menambah sedikitpun dari harga ini.” Lelaki itupun pulang dengan membawa dua belas kantung uang, pada masing-masingnya terdapat 10.000 dirham, janji Allah benar-benar ditepati, begitulah batin lelaki itu mantap.
Saudaraku, sudahkah kita mengikhlaskan setiap keadaan kita dan tawakkal akan ketetapan Allah?

No comments:

Post a Comment