Saturday, 14 December 2019

Beriman, Bermanfaat bagi Orang Lain dan Berbuat Baik

KHUTBAH PERTAMA
(Untuk Muqodimah, mohon menyiapkan sendiri)

Jamaah Jumat yang berbahagia,
Marilah kita selalu bersyukur kepada Allah swt, bersyukur dalam keadaan susah maupun senang, bersyukur ketika lapang dan sempit, bersyukur ketika sehat dan sakit, karena itulah cirri orang-orang yang bertakwa. Maka dari itu, marilah kita jadikan perjalanan hidup kita ini sebagai perjalanan menuju ridha Allah swt.

Dalam perjalanan hidup ini, jika kita mengamati dengan seksama. Maka kehidupan ini sudah jauh dari nilai agama, banyak orang berebut mencari dunia dan perhiasannya. Hal itu memang diperbolehkan, namun banyak yang lalai akan hal ibadah dan penyembahan serta rasa syukurnya yang sedikit kepada Allah swt.

Banyak orang kini berlomba-lomba mengejar jabatan dengan cara apapun agar dihormati orang lain, ada juga yang menumpuk harta yang demikian banyaknya namun tak peduli pada kebutuhan orang lain bahkan mendzalimi dan merebut hak orang lain. Rasa-rasanya, hidup di zaman ini jika tidak ikutan buruk maka tak akan kebagian hormat dan harta. Padahal, inilah yang dikhawatirkan Rasulullah saw akan ummatnya, dimana ummatnya yang jumlahnya seperti buih di lautan dan banyak jumlahnya namun terombang-ambing penuh kebimbangan, tak lagi mementingkan agama karena disibukkan oleh dunia.

Penyakit Wahn amat ditakuti Rasulullah menghinggapi ummat islam, yaitu cinta dunia dan takut mati. Cinta dunia dimana dia siap berkorban apa saja, demi meraih kemegahan dunia dan takut mati artinya dia takut akan hari kematian sehingga sebisa mungkin tak mau memikirkan soal mati dan akhirat karena itu menghambatnya dalam mencari kekayaan. Naudzubillah.

Sidang jumat yang dimulyakan Allah,
Penting kiranya, kita mengetahui bahwa sepanjang hidup kita di dunia ini dari dilahirkan hingga berpulang nanti di hadapan Allah, ada dua hal yang sesungguhnya menjadi inti. Jika seseorang paham dua hal inti ini, dia sudah mendapatkan kebijaksanaan tertinggi. Dua hal inti ini tak bisa ditandingi oleh apapun di dunia ini, bahkan dua hal ini merupakan intisari kenapa kita ada di dunia ini.

Apa dua hal intisari kehidupan manusia itu? Rasulullah saw bersabda


“Ada dua perkara yang tidak bisa diungguli keutamaannya oleh yang lain, yaitu; Iman kepada Allah dan memberi manfaat kepada sesame muslim.” (Al hadits fi kitabil nashaihul ‘ibad)
Dua hal ini, adalah seutama-utama harta terindah di dunia ketika seseorang memahami hakikat kehidupannya. Iman yang benar kepada Allah swt, membuat seseorang merasa senang beribadah, merasa bahagia kala melaksanakan ketaatan karena cintanya kepada Allah swt. Beda dengan iman orang munafik dimana mereka mengharapkan pujian manusia dan mengharapkan imbalan di dunia.

Allah swt berfirman;


Artinya; Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS. AL Baqarah:165)

Sidang jumat yang dimulyakan Allah, setelah kita benar-benar beriman, maka hal kedua yang menjadi inti adalah menjadi bermanfaat bagi sesama muslim lainnya. Kita memang diciptakan untuk menjadi rahmat bagi alam, berbuat baik pada seluruh ciptaan Allah swt. Namun, yang paling utama adalah bermanfaat bagi sesama muslim, yaitu yang sama-sama mengagungkan Allah swt. Apa artinya bermanfaat bagi sesama muslim? Artinya adalah, membantu sesama muslim yang kesusahan, tidak membebaninya bahkan mendzaliminya.

Meringankan beban sesama muslim, memberinya jalan keluar ketika dia kesusahan, membuatnya bahagia, melepaskan kesusahan orang muslim, mendamaikan sesama muslim yang sedang berselisih, memberinya jalan mencari rizki, itulah inti kedua setelah iman.

Sesama muslim adalah bersaudara, saling membantu dalam kebaikan dan kebenaran dan bukan malah senang ketika mereka mendapatkan kesusahan. Jika ada satu muslim tersakiti, maka kita pun ikut merasakan sakitnya. Itulah inti buah dari keimanan.
Semoga, Allah curahkan pemahaman kita tentang agama ini dengan baik sehingga kita menjadi pribadi yang merupakan cerminan dari Quran dan Hadits, amin ya Rabbal’alamiin.. Astaghfirullah hal’adhim, innallaha ghafururrahiim.


Khutbah kedua,


Sidang jumat yang berbahagia,
Hidup di dunia ini hanyalah sementara, kita tak akan lama dan akan segera menghadapi pengadilan Allah yang amat mengerikan. Dengan bekal iman dan berbuat baik kepada sesama muslim lainnya. Jika kita belum bisa maksimal membantu sesama muslim, maka janganlah kita menyakiti maupun membuatnya bersedih hati.

Rasulullah saw bersabda;


Artinya; "Barang siapa berada pada pagi hari tanpa bermaksud menzalimi seorang pun, maka dosa-dosanya diampuni. Barang siapa berada pada pagi hari dan berniat menolong orang yang teraniaya serta memenuhi keperluan orang Islam, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji mabrur."

Itulah kemulyaan Islam, dimana jika kita dipagi hari, tak punya niat menyakiti siapapun, hendak berbuat buruk pada orang lain serta berniat menolong orang lain yang kesulitan dan memenuhi keperluan orang Islam yang membutuhkan, maka dia mendapatkan pahala sempurna seperti haji mabrur. Niat menolong sesama muslim saja sudah diberi pahala seperti haji sempurna, apalagi hingga akhirnya membantu sesama muslim yang kesulitan, tentu Allah akan sangat cinta dan ridha pada hamba tersebut.

SEmoga Allah limpahkan keberkahan dan ridhaNya kepada kita semua, Amin.

No comments:

Post a Comment