Benar apa yang dikatakan penulis tenar
Ben Sweetland, Success is a journey, not a destination. Sukses itu adalah sebuah perjalanan, bukan tujuan akhir. Setidaknya, hal ini menunjukkan setiap orang yang berusaha sukses, maka sesungguhnya mereka sudah sukses, karena berani mengambil langkah untuk mendapatkan kebahagiaan dirinya, berusaha sekuat tenaga untuk mengubah keadaan yang ada pada dirinya, serta mau memperbaiki kekurangan dan kesalahan-kesalahannya.
Orang yang bergerak dari keburukan kepada kebaikan, bergerak untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya, maka mereka adalah orang-orang sukses. Ironis jika sukses hanya didefinisikan sebagai sebuah tujuan semata, maka orang yang tengah menjalani proses berat mencapai sukses itu tidak diberikan penghargaan. Menikmati perjalanan kesuksesannya adalah sebuah kenikmatan, dimana jika seorang menghargai kinerjanya yang terus meningkat baik, maka pekerjaan yang dijalaninya akan terasa nikmat dan menyenangkan.
Dudung Hamdun, penulis buku The 7 Personalities of Success memberikan gambaran tentang hal ini, ”Sukses memang menjadi sebuah tujuan, tapi masyarakat kita berhenti pada imajinasi tentang tujuan tersebut tanpa harus merasakan dan menikmatinya. Karena itu nikmatilah kesuksesan itu.”
Ya, jika sekiranya sukses adalah tujuan akhir semata, maka sesungguhnya dia menghabiskan banyak waktu tanpa menikmatinya, perjalanan menuju sukses, pendakian itu adalah kenikmatan tersendiri. Jika anda berjumpa dengan orang yang berhasil dalam hidupnya, coba kau tanyakan padanya tentang kesuksesannya, maka orang tersebut akan bercerita perjalanan suksesnya yang panjang, masalah yang dihadapi dalam pendakian suksesnya, bukan kebahagiaan-kebahagiaan sukses itu sendiri. Karena pada dasarnya, perjalanan itu adalah kenikmatan pada akhirnya jika kita bisa menyadarinya dengan baik.
Orang yang menikmati perjalanan suksesnya, maka kinerja dan kualitas akhir usahanya akan baik. Setidaknya, coba kita analogikan dua orang yang tengah membangun jalan, satu orang berpikir hanya ingin mendapatkan keuntungan imbalan setelah pekerjaannya selesai karena dibayar perhari Rp 50.000 rupiah misalnya, bandingkan dengan orang satunya yang paham dia akan dibayar di akhir pekerjaannya dengan bayaran yang sama namun dia juga menikmati dengan ikhlas pekerjaannya itu karena dia tahu bahwa jalan yang dibuatnya itu akan dilewati banyak manusia, memudahkan perjalanan orang lain, serta membuat banyak orang bahagia melewati jalan tersebut.
Seorang penulis misalnya, akan menikmati aktivitasnya ketika dia mengetahui bahwa bukunya akan menjadi rujukan banyak orang dan mendapatkan nilai ridha dari Allah Ta’ala, sehingga dia tidak sembarangan menulis buku-bukunya. Demikian juga dengan seorang pemimpin, dia akan menikmati kepemimpinannya manakala dia sadar bahwa setiap keputusan yang dibuatnya akan dinilai ibadah oleh Tuhannya.
Tentu, orang yang berpikir menikmati pekerjaannya tidak akan merasa lelah dan putus asa apalagi sampai uring-uringan, bahkan dia begitu bahagia setiap kali anggota tubuhnya bekerja keras, mengoptimalkan kinerja dan kualitas terbaik pada setiap aktivitasnya. Subhanallah.
Not Comments Yet "Sukses adalah Perjalanan, Bukan Semata Tujuan"
Post a Comment